Sampai saat ini belum ada vaksin yang berhasil diciptakan untuk mencegah HIV/AIDS. Tapi peneliti berhasil menemukan harapan baru, diketahui antibodi yang terkandung dalam ASI (Air Susu Ibu) bisa membantu menghentikan virus HIV.
Para peneliti di Duke University Medical Center berhasil mengisolasi antibodi dari sel-sel imun yang disebut sel B dalam ASI dari ibu yang terinfeksi di Malawi.
Hasilnya menunjukkan sel B dalam ASI ini bisa menghasilkan antibodi yang dapat menghambat virus penyebab AIDS.
"Pekerjaan kami membantu menetapkan bahwa sel-sel B dalam ASI bisa menghasilkan antibodi penawar HIV. Ini merupakan rute yang mungkin bisa dieksplorasi untuk pengembangan vaksin HIV-1," ujar Sallie Permar, MD, PhD, asistem profesor pediatri dan penyakit menular di Duke University Medical Center kepada MedIndia (23/5).
Antibodi isolasi ini adalah antibodi HIV pertama yang diisolasi dari ASI yang bereaksi dengan amplop HIV-1. Hal ini menjadi penting untuk memahami bagaimana ia bekerja menyerang HIV-1.
Hasil studi ini dipublikasikan pada 18 Mei di PLoS One, yaitu jurnal akses terbuka yang dipublikasikan oleh Public Library of Science.
Temuan dari 2 antibodi berbeda yang memiliki sifat penetral HIV ini bisa membantu peneliti menginvestigasi transmisi dari dewasa ke dewasa serta ibu ke bayi.
Permar menuturkan penularan HIV-1 paling sering terjadi di mukosa dalam tubuh yaitu permukaan yang dilapisi dengan sel epitel seperti di saluran pencernaan atau jaringan vagina.
Studi yang dilakukan ini terbilang tidak mudah dilakukan, sampel yang didapat berasal dari sekelompok perempuan di Malawi yang direkrut oleh CHAVI untuk penelitian ini. Sampel yang diambil selanjutnya dibekukan dan dibawa untuk analisis.
"ASI harus dijaga di bawah kondisi yang tepat hingga kemudian dilakukan pencairan dan pengujian sel B, dan untuk mengisolasi antibodi sendiri adalah sebuah tantangan," ujar Permar.
Para peneliti di Duke University Medical Center berhasil mengisolasi antibodi dari sel-sel imun yang disebut sel B dalam ASI dari ibu yang terinfeksi di Malawi.
Hasilnya menunjukkan sel B dalam ASI ini bisa menghasilkan antibodi yang dapat menghambat virus penyebab AIDS.
"Pekerjaan kami membantu menetapkan bahwa sel-sel B dalam ASI bisa menghasilkan antibodi penawar HIV. Ini merupakan rute yang mungkin bisa dieksplorasi untuk pengembangan vaksin HIV-1," ujar Sallie Permar, MD, PhD, asistem profesor pediatri dan penyakit menular di Duke University Medical Center kepada MedIndia (23/5).
Antibodi isolasi ini adalah antibodi HIV pertama yang diisolasi dari ASI yang bereaksi dengan amplop HIV-1. Hal ini menjadi penting untuk memahami bagaimana ia bekerja menyerang HIV-1.
Hasil studi ini dipublikasikan pada 18 Mei di PLoS One, yaitu jurnal akses terbuka yang dipublikasikan oleh Public Library of Science.
Temuan dari 2 antibodi berbeda yang memiliki sifat penetral HIV ini bisa membantu peneliti menginvestigasi transmisi dari dewasa ke dewasa serta ibu ke bayi.
Permar menuturkan penularan HIV-1 paling sering terjadi di mukosa dalam tubuh yaitu permukaan yang dilapisi dengan sel epitel seperti di saluran pencernaan atau jaringan vagina.
Studi yang dilakukan ini terbilang tidak mudah dilakukan, sampel yang didapat berasal dari sekelompok perempuan di Malawi yang direkrut oleh CHAVI untuk penelitian ini. Sampel yang diambil selanjutnya dibekukan dan dibawa untuk analisis.
"ASI harus dijaga di bawah kondisi yang tepat hingga kemudian dilakukan pencairan dan pengujian sel B, dan untuk mengisolasi antibodi sendiri adalah sebuah tantangan," ujar Permar.
0 komentar:
Posting Komentar